Cerpen Anak - Sepatu Yang Usang

"Lagi-lagi ku masih memakainya." Gerutu tuan ku sambil mengikat tali ku. Bagaimana lagi Ayah tuanku masih belum bisa membelikan nya sepatu baru. Ayah nya hanya bisa menjahit atau menambal ku, jikalau aku ini mulai sobek. Kira-kira sudah sejak TK tuan ku memakai ku, dan sekarang tuan ku sudah duduk di bangku SD kelas 1. "Bu, aku berangkat bersama ayah. Aku berangkat ke sekolah dulu yaa...? " Pamit tuan ku kepada ibunya. "Baiklah hati-hati di jalan, katakan kepada ayahmu jangan pernah mengebut saat bersepeda menggocengmu. " Kata ibunya. Tuan ku mengangguk kan kepala pertanda dia mengerti dan mengiyakan perkataan ibunya. Saat dalam perjalanan Ayah memberhentikan sepedanya karena bannya bocor. Tidak sengaja kami berhenti tepat di depan toko sepatu. Tuanku sangat tertarik ingin melihat ke dalam toko tersebut. Tidak ku sangka langkah nya mengajak ku masuk ke dalam toko itu. "Banyak sekali sepatu yang dipajang disini. Wah bagus-bagus sekali. " Gumam tuan ku. Aku sebagai sepatu usang mulai cemburu karena tuan ku sudah tidak menginginkan ku lagi dan ingin menggantikan ku. Lalu ia melihat ke bawah, ke arah sepasang sepatu yang usang ini. "Kapan aku bisa menggantikan sepatu yang usang ini dengan sepatu yang bagus? Rasanya aku ingin membuangnya tanpa memberitahu Ayah. Agar bisa menggantikannya dengan yang baru. " Kata tuan ku. Seolah-olah aku bisa menjawab nya dan berkata, "Tuanku kau boleh menggantikan ku, tapi jangan sampai kau membuangku. Karena aku telah setia menemani langkah mu kemana pun kamu pergi. Rasanya aku tidak mau kamu buang begitu saja. Aku masih ingin kamu rawat meskipun sudah tidak terpakai lagi. " Ia mencoba melepas sepatu yang usang ini, dan mencoba-coba sepatu bagus yang terpajang di etalase toko. Ia melihat harga nya yang memang tidak murah. Ayah nya tidak akan bisa membelikannya ini dalam sekejap. Lalu ia mengembalikan lagi sepatu bagus itu. Dan aku di pakai lagi olehnya. Betapa legah aku, tuan ku sepertinya tidak jadi membeli sepatu baru itu. Ia melangkah keluar toko, dan ayahnya sudah menunggu. Kami berangkat lagi menuju sekolah nya. Siang harinya saat ia pulang sekolah, ia di kejutkan oleh ibu nya. Ibu nya memberikan sepasang sepatu baru yang sangat ia inginkan. Warnanya hitam dan bertali. Ia langsung mencoba dan memakainya. Lalu aku sepatu yang usang ini di buang oleh nya ke dalam tong sampah. Betapa sedihnya aku. Memang benar aku telah usang. Tenaga dan fisik ku sudah tidak seperti sepatu baru. Tapi aku tidak mau jika di buang seperti ini. Tuan ku rupanya telah melupakan aku. Pagi harinya aku merasa ada yang memegang ku. Dan ada seseorang yang mengambil ku dari tong sampah. Tidak ku sangka aku masih di inginkan dan di pakai lagi oleh seorang pemulung. Tidak apa lah yang terpenting aku tidak berada dalam tong sampah lagi. Meskipun aku sepatu yang usang masih bisa di gunakan dan diinginkan oleh seorang pemulung. Selesai...

Komentar

Posting Komentar